“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kalian menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menginfakan
hartanya karena Riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan Hari Akhirat ..”(QS. Al Baqarah: 264)
Sedekah merupakan perbuatan yang mulia dalam Islam, karena ia dapat membantu orang lain yang membutuhkan sedekah itu. Berapa banyak dalil Al Quran dan Al Hadits yang menyebutkan kelebihan dan kemuliaan perbuatan bersedekah. Banyak hal dapat dikategorikan bersedekah, mulai dari zakat, infak, piutang hingga tersenyum juga dapat termasuk bernilai sedekah.
Dalam Kitab Arba’in An-Nawawiyah hadits nomor 26, Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda : “Setiap anggota tubuh manusia dapat melakukan sedekah, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraannya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, tidak ada alasan bagi seseorang berputus asa karena tidak mampu bersedekah. Sebab Allah sudah menyediakan jalan kebaikan untuk bersedekah, meski bukan berbentuk harta benda. Bahkan Rasulullah menyebutkan juga dalam hadits sebelumnya:”…Bahkan perbuatan bersetubuh yang dilakukan suami istri juga sedekah..”(HR. Muslim )
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah, 2:177)
Rusaknya nilai sedekah
Namun demikian, perlu diperhatikan sebuah perbuatan yang seringkali dilakukan tanpa sadar malah merusak dan melenyapkan nilai sedekah itu sendiri. Seperti ayat tersebut diatas, menyebut-nyebut perbuatan sedekah seraya menyakiti si penerimanya justeru membuat amalan baiknya dinilai sia-sia.
Rasulullah meyebutkan tiga macam manusia yang pada hari kiamat nanti tidak akan diajak bicara, tidak dilihat, tidak diampuni bahkan akan diazab dengan siksa yang pedih. Yaitu orang yang menjulurkan pakaiannya hingga menutupi mata kaki karena sombong, orang yang senantiasa menyebut-nyebut amal kebaikannya sendiri ( dengan menyakiti orang lain) dan orang yang berdagang dengan sumpah bohong. (HR. Muslim)
Banyak orang tertipu karena masalah ini, merasa dengan menyebut sedekahnya dihadapan orang banyak membuatnya merasa dirinya orang besar dan dermawan. Termasuk juga menghutangkan kepada seseorang dengan menyiarkannya agar orang melihat bahwa dirinya orang baik, hal ini termasuk perbuatan yang akan menghapus nilai sedekahnya. Tanpa diketahuinya, orang yang menerima amal baiknya merasa malu dan sakit hati, sehingga akibatnya bukan pahala yang didapat malah menjadi dosa.
Oleh karena itu, selain menjaga hati agar selalu ikhlas dalam bersedekah, juga sama pentingnya menjaga lidah agar tidak membuat si penerima merasa dipermalukan dan direndahkan derajatnya. Jangan sampai perbuatan yang sebenarnya dapat dibalas hingga 700 kali lipat malah menjadi sia-sia belaka, atau justeru berbuah dosa.
Dalam Al-Quran, amalan semacam itu diibaratkan batu licin yang berdebu, kemudian datang hujan deras yang menjadikan batu itu bersih dari debu. Demikianlah amalan sedekah yang sia-sia karena disebut-sebut dengan menyakiti perasaan orang lain. Karena itu, waspadalah bahaya lisan ketika kita tengah bersedekah agar tidak menyakiti siapapun juga. Wallahu a’lam
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya Maha Penyantun.”(QS. Al-Baqarah:263)
Dimuat di www.mirajnews.com
Sedekah merupakan perbuatan yang mulia dalam Islam, karena ia dapat membantu orang lain yang membutuhkan sedekah itu. Berapa banyak dalil Al Quran dan Al Hadits yang menyebutkan kelebihan dan kemuliaan perbuatan bersedekah. Banyak hal dapat dikategorikan bersedekah, mulai dari zakat, infak, piutang hingga tersenyum juga dapat termasuk bernilai sedekah.
Dalam Kitab Arba’in An-Nawawiyah hadits nomor 26, Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda : “Setiap anggota tubuh manusia dapat melakukan sedekah, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraannya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, tidak ada alasan bagi seseorang berputus asa karena tidak mampu bersedekah. Sebab Allah sudah menyediakan jalan kebaikan untuk bersedekah, meski bukan berbentuk harta benda. Bahkan Rasulullah menyebutkan juga dalam hadits sebelumnya:”…Bahkan perbuatan bersetubuh yang dilakukan suami istri juga sedekah..”(HR. Muslim )
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah, 2:177)
Rusaknya nilai sedekah
Namun demikian, perlu diperhatikan sebuah perbuatan yang seringkali dilakukan tanpa sadar malah merusak dan melenyapkan nilai sedekah itu sendiri. Seperti ayat tersebut diatas, menyebut-nyebut perbuatan sedekah seraya menyakiti si penerimanya justeru membuat amalan baiknya dinilai sia-sia.
Rasulullah meyebutkan tiga macam manusia yang pada hari kiamat nanti tidak akan diajak bicara, tidak dilihat, tidak diampuni bahkan akan diazab dengan siksa yang pedih. Yaitu orang yang menjulurkan pakaiannya hingga menutupi mata kaki karena sombong, orang yang senantiasa menyebut-nyebut amal kebaikannya sendiri ( dengan menyakiti orang lain) dan orang yang berdagang dengan sumpah bohong. (HR. Muslim)
Banyak orang tertipu karena masalah ini, merasa dengan menyebut sedekahnya dihadapan orang banyak membuatnya merasa dirinya orang besar dan dermawan. Termasuk juga menghutangkan kepada seseorang dengan menyiarkannya agar orang melihat bahwa dirinya orang baik, hal ini termasuk perbuatan yang akan menghapus nilai sedekahnya. Tanpa diketahuinya, orang yang menerima amal baiknya merasa malu dan sakit hati, sehingga akibatnya bukan pahala yang didapat malah menjadi dosa.
Oleh karena itu, selain menjaga hati agar selalu ikhlas dalam bersedekah, juga sama pentingnya menjaga lidah agar tidak membuat si penerima merasa dipermalukan dan direndahkan derajatnya. Jangan sampai perbuatan yang sebenarnya dapat dibalas hingga 700 kali lipat malah menjadi sia-sia belaka, atau justeru berbuah dosa.
Dalam Al-Quran, amalan semacam itu diibaratkan batu licin yang berdebu, kemudian datang hujan deras yang menjadikan batu itu bersih dari debu. Demikianlah amalan sedekah yang sia-sia karena disebut-sebut dengan menyakiti perasaan orang lain. Karena itu, waspadalah bahaya lisan ketika kita tengah bersedekah agar tidak menyakiti siapapun juga. Wallahu a’lam
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya Maha Penyantun.”(QS. Al-Baqarah:263)
Dimuat di www.mirajnews.com
0 komentar:
Posting Komentar